Kedukaan dan Kebahagiaan Kadang Datang Dengan Wajah Yang Sama


Layaknya hubungan sebab akibat, rangkaian peristiwa tidak menyenangkan tersebut saling bersahutan. Badai mungkin saja berhenti setelah hujan lebat namun dia masih semangat untuk menghampiri kembali.

illustration by: franz26 (pixabay.com)

Jalan mengarungi kehidupan selalu saja menjadi hal yang unik, kadang membuat kita tersenyum di tengah air mata, atau menangis justru ketika tertawa. Setiap langkah membawa cerita, entah pahit atau manis, semuanya membentuk siapa kita hari ini. Kita belajar dari luka, tumbuh dari kehilangan, dan menemukan makna di sela-sela kesunyian.

Karena mungkin, kebahagiaan sejati bukanlah ketiadaan duka, melainkan kemampuan untuk terus melangkah meski duka itu masih bergandengan dengan kita.

Kita belajar menata hati dari kepingan-kepingan perasaan yang pernah berserakan. Ada hari-hari ketika segalanya terasa berat, namun entah bagaimana, langkah kaki tetap berjalan—meski perlahan, meski tertatih. Waktu tak pernah benar-benar memberi tahu ke mana kita harus pergi, tapi ia selalu mengajarkan arti dari setiap persimpangan.

Kadang hidup tidak memberi jawaban, hanya diam dan membiarkan kita mencari sendiri maknanya. Tapi di situlah letak keindahannya—di antara keraguan dan keberanian, di antara kehilangan dan harapan.

Dan pada akhirnya, mungkin bukan tentang seberapa sering kita jatuh, tapi seberapa lembut kita mampu memeluk diri sendiri saat bangkit. Sebab kehidupan bukan perlombaan untuk cepat sampai, melainkan perjalanan untuk memahami, menerima, dan tumbuh.

Karena itu, bila duka kembali menyapa, jangan buru-buru mengusirnya. Duduklah bersamanya, dengarkan apa yang ingin ia katakan. Siapa tahu, ia datang bukan untuk melukai—melainkan untuk mengingatkan, bahwa kita masih hidup, masih merasa, dan masih mampu mencintai dunia ini... dengan segala lukanya.

Kadang kita tak tahu apa yang sedang kita cari, tapi kaki ini tetap berjalan. Ada sesuatu dalam diri manusia yang selalu mendorong untuk terus melangkah, bahkan ketika segalanya tak pasti. Mungkin karena jauh di dalam sana, kita percaya bahwa setiap luka pasti ada ujungnya. Bahwa setiap awan kelabu menyimpan matahari yang menunggu untuk kembali bersinar.

Hidup tidak selalu menawarkan jawaban, tapi ia tak pernah lelah memberi petunjuk. Lewat pertemuan yang tak terduga, kehilangan yang tak kita minta, dan perasaan-perasaan yang datang tanpa izin. Semua itu bukan kebetulan—mereka adalah huruf-huruf kecil yang menuliskan kisah besar dalam hidup kita.

Kebahagiaan dan kedukaan bukan dua kutub yang saling meniadakan. Mereka lebih seperti dua sisi dari satu pintu yang sama—kadang kita keluar darinya dengan senyum, kadang dengan air mata. Tapi yang penting adalah kita pernah melewatinya, kita pernah ada di sana, kita pernah merasa.

Dan mungkin, itulah yang membuat hidup layak dijalani:
Bukan karena ia mudah, tapi karena ia nyata.
Karena di balik setiap rasa sakit, ada pelajaran.
Dan di balik setiap kehilangan, ada ruang baru yang bisa diisi.

Maka jangan takut untuk merasa.
Jangan takut untuk jatuh.
Karena bahkan malam pun tahu caranya memberi tempat bagi bintang-bintang bersinar.
Aku sering terpaku menatap sekitar, memperhatikan wajah-wajah yang tak sempat bersandiwara. Ada yang berlari di bawah terik matahari, ada yang menunduk menahan lapar, ada pula yang tersenyum tanpa alasan—mungkin karena senyum adalah satu-satunya hal gratis yang masih bisa mereka berikan pada dunia.

Setiap kali aku melihat mereka, ada sesuatu dalam diriku yang pelan-pelan bergetar. Rasa sedih, kagum, dan entah apa lagi, bercampur menjadi satu. Di antara kerut wajah dan tangan yang kasar, aku melihat bentuk paling jujur dari perjuangan—bahwa hidup, betapapun kerasnya, tetap dicintai oleh mereka yang nyaris tak punya apa-apa.

Aku sering merasa kecil di hadapan mereka. Aku yang masih bisa memilih ingin makan apa, masih punya waktu untuk mengeluh, sementara di luar sana, ada yang bertaruh dengan nasibnya demi sesuap nasi. Ada yang menukar malam dengan tenaga, ada yang menukar mimpi dengan kenyataan yang pahit.

Dan di saat seperti itu, aku sadar—kedukaan dan kebahagiaan memang datang dengan wajah yang sama. Karena di balik setiap penderitaan, ada cinta yang diam-diam bersemayam. Seorang ayah yang memaksakan langkahnya, seorang ibu yang menahan lapar agar anaknya bisa makan. Mereka menangis, tapi dalam tangisan itu tersimpan kasih yang tak bisa dijelaskan dengan kata.

Aku tak tahu apakah aku pantas merasa iba, atau justru malu. Tapi setiap kali melihat mereka, aku belajar tentang arti syukur yang sesungguhnya—bahwa kebahagiaan bukan tentang seberapa banyak yang kita punya, tapi seberapa dalam kita bisa menghargai yang masih tersisa.

Dan mungkin, di situlah wajah kehidupan yang paling jujur. Di antara peluh, doa dan senyum yang tetap bertahan di tengah getirnya dunia.

Dan sejak itu, aku mulai melihat dunia dengan cara yang berbeda. Tak lagi terburu-buru mencari bahagia, tapi belajar mengerti bahwa hidup tak selalu tentang apa yang bisa kita miliki—kadang, ia hanya tentang bagaimana kita saling memandang dengan lebih manusiawi.

Aku belum bisa berbuat banyak. Tapi aku ingin terus belajar menjadi seseorang yang tidak hanya hidup untuk dirinya sendiri. Seseorang yang mampu berhenti sejenak, menunduk, dan berkata dalam hati:

"Aku melihatmu. Aku menghormatimu. Aku belajar darimu."

Karena mereka—orang-orang yang mungkin tak pernah disebut, yang tidak muncul dalam berita atau puisi—adalah guru paling sunyi tentang arti perjuangan. Tentang cinta tanpa banyak kata. Dan tentang bagaimana, meski dunia begitu berat, manusia tetap memilih untuk mencintai hidup, dengan segala sisa tenaga yang ada.



Manah Bandri
Manah Bandri Menyukai fotografi, videografi, membaca dan menulis. Saat ini bekerja sebagai Network Engineer, punya ketertarikan di bidang Komunikasi Radio dan Sound System (PA).

2 komentar untuk "Kedukaan dan Kebahagiaan Kadang Datang Dengan Wajah Yang Sama"

Comment Author Avatar
Usah palin besar dalam kedukaan adalah menerimanya, bahkan terkadang untuk beberapa orang sempat menyalahkan tuhan, tapi itu bukan yang di ingikan dan diharapkan orang yang sudah meninggalkan kita di dunia ini πŸ™πŸΌπŸ™πŸΌπŸ™πŸΌ
Comment Author Avatar
Doa terbaik untuk dia yang telah pergi.